Archive for January, 2014

Posted: January 23, 2014 in My Dokument

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PONDOK PESANTREN “AL FUTUHIYYAH”

 

     SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PONDOK PESANTREN “AL FUTUHIYYAH”    
                        Pada akhir tahun 1938 M, Nahdhatul Ulama yang  berdiri pada tahun 1926, sesuai dengan tujuan pembentukannya salah satunya berikhtiar memperbanyak madrasah-madrasah, yaitu Madrasah Awaliah 2 tahun, Madrasah Ibtidaiyah 3 tahun, Madrasah Tsanawiah 3 tahun, Madrasah Mu’aliimin Ulya 3 Tahun. Madrasah-madrasah ini didirikan Di tingkat cabang sampai tingkat ranting Nadhatul Ulama, termasuk di Wonosobo  yang memiliki tidak kurang 75 Madrasah ibtidaiyyah dan Madrasah tsanawiyyah dan Madrasah Mu’alimiin.
            Satu diantaranya adalah madrasah mu’alimin NU. Bermula pada tahun 1951, KH. Masykur Bin Abdul Hamid mendirikan madrasah dengan luas 240 m2 dengan fasilitas tersebut  dibangun menjadi gedung madrasah dengan luas 240 m2 dengan fasilitas tersebut, KH. Masykur membuka pengajian umum. Pada saat itu, terdapat dua lokal asrama yang terdiri dari 6 kamar, 1 unit WC, kolam dan gedung musolla. Melihat perkembangan minat belajar masyarakat sekitar, maka pada tahun 1954 dibukalah Madrasah Mu’allimin NU yang dipimpin langsung oleh Bpk. KH. Masykur dengan menggunakan Gedung Madrasah  yang selama ini dijadikan tempat pengajian umum di dusun Bumen, Bumirejo, Mojotengah, Wonosobo. Berjalan selama 3 tahun kemudian pada tahun 1957, atas dasar petunjuk Badan musyawirin berdirinya Madrasah, Madrasah tersebut dipindahkan di kampung kauman, Kota Wonosobo dengan pertimbangan :
1.      Agar Madrasah tersebut dipindahkan ke tempat yang strategis.
2.      Kesulitannya untuk mendapatkan informasi yang merekrut guru.
                        Madrasah ini hanya bertahan selama enam tahun, meskipun demikian telah menghasilkan alumni yang sampai saat ini sebagian besar menjadi tokoh-tokoh besar di Wonosobo, dan kini gedung tersebut telah dibangun untuk kantor NU cabang Wonosobo. Adapun gedung yang semula digunakan untuk Madrasah Mu’allimin NU dipindah menjadi tempat pengajian umum.
                        Pada tanggal 13 Januari 1963, beliau Bapak KH. Masykur bersedia untuk mendoktrin para kader BANSER (Barisan Serba Guna) NU, disinilah terlihat kepedulian para Ulama melihat kondisi bangsa Indonesia saai itu. Tepat pada tanggal 30 September 1965, terujilah kejelian para Ulama yang dimotori oleh KH. Masykur yaitu terjadinya G 30 S PKI, Pada saat itu peranan Ulama Dan BANSER sangat besar dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
                        Pada Tahun 1973 Di kompleks Pengajian umum tersebut didirikan pondok pesantren “Al Futuhiyyah” Bumen, dengan KH. Masykur sebagai pengasuh. Sistem pendidikan yang dipergunakan adalah tradisional, yaitu sorogan dan bandongan. Bapak KH. Masykur meninggal dunia pada tahun 1981, pada saat itu, Wonosobo benar-benar kehilangan  seorang tokoh besar, yang sangat berperan dalam memajukan pendidikan islam di Wonosobo, tak ada seorangpun yang tidak merasa kehilangan beliau karena suri tauladan beliau.
                        Atas dasar musyawarah keluarga, pesantren dipimpin oleh Bapak KH. Munir Abdullah. Pembangunan terus ditingkatkan, hasilnya pada tahun1983 berhasil mendirikan Mardasah Tsanawiyah putra, dan pada tahun 1983 mendirikan Pesantren putri serta Madrasah Tsanawiah putri yang tempat belajarnya terpisah dengan putra. Pada tahun 1991, Bapak KH. Munir Abdullah meninggal dunia. Wonosobo kembali kehilangan satu tokoh Ulama yang sangat berperan dalam memajukan pendidikan islam di Wonosobo.
                        Kemudian Pondok Pesantren Al Futuhiyyah dipimpin oleh Bapak KH. Ahmad Rofiq Masykur bin Bapak KH. Masykur. Sedangkan Madrasah Diniyah Al Futuhiyyah dipimpin oleh K Mukhlas Masykur, adik kandung Bapak KH. Rofiq Masykur, dan Madrasah Tsanawiyyah diteruskan oleh Bapak Muhammad Syamsi. Dari tahun ke tahun Pondok Pesantren dan Madrasah Tsanawiyyah  Al Futuhiyyah terus berkembang. Pada tahun 2003 Kepala Mts Al futuhiyyah diganti oleh Bapak Munangim. Kemuian digantikan oleh H. Abdullah Mubarok, Lc. Yang baru menyelesaikan studi S1 di Cairo, Mesir. Atas gagasan yang inovatif dari bapak KH. Ahmad Rofiq Masykur dan H Abdullah Mubarok, Lc, pesantren dan Mts Alfutuhiyyah berkembang sangat pesat bahkan pada tahun 2006 para pemimpin tersebut telah berhasil sampai saat ini pembangunan Pondok Pesantren Al Futuhiyyah masih terus ditingkatkan.